Selasa, 29 Mei 2012

KONVERSI NILAI

Oleh : Samsulhadi
Sering kita lakukan untuk menambah nilai perolehan siswa yang kurang sesuai dengan harapan (sesuai dengan KKM), kadang kita tambahkan dengan nilai bilangan yang sama, dikalikan dengan bilang`n yang sama. Namun konversi dengan cara tersebut mempunyai kendala, kadang-kadang nilai siswa bisa lebih dari 10. Dengan cara konversi yang kami ajukan penambahannya dapat adil.
Misalnya kita harapkan siswa dapat nilai 6 sampai 9 ternyata siswa hanya mendapat nilai 3 sampai 7. Berulang-ulang kita remidi atau HER, ternyata hasilnya masih belum sesuai dengan KKM. Berikut adalah cara untuk mengkonversi nilai, tanpa mengurangi nilai siswa, bahkan dengan rumus ini siswa dapat nilai tambahan dengan rasio yang sama atau sekurang-kurangnya tetap.

Rumus :
NK = (NA – NAR) x (NKT-NKR) ; (NAT-NAR) +NKR

NK                       :    Nilai Konversi
NA                       :    Nilai Asli
NAR                    :    Nilai Asli Terendah
NAT                     :    Nilai Asli Tertinggi
NKR                    :    Nilai Konversi Terendah
NKT                     :    Nilai Konversi Tertinggi

Misalnya perolehan nilai siswa 3 sampai 7, padahal sesuai dengan KKM kita mengharapkan nilai 6 sampai 9. Maka ;
Nilai 3 dikonversikan menjadi :
NK           = (3-3) x (9-6) ; (7-3) + 6
                 = 0 x 3 ; 4 + 6
                 = 6              Jadi nilai asli 4 menjadi 6 nilai konversi.

Nilai 4 dikonversikan menjadi :
NK           = (4-3) x (9-6) ; (7-3) + 6
                 = 1 x 3 ; 4 + 6
                 = 6,75          Jadi nilai asli 4 menjadi 6,75 nilai konversi.

Nilai 6 dikonversikan menjadi :
NK           = (6-3) x (9-6) ; (7-3) + 6
                 = 3 x 3 ; 4 + 6
                 = 8,25          Jadi nilai asli 4 menjadi 8,25 nilai konversi.

Nilai 7 dikonversikan menjadi :
NK           = (7-3) x (9-6) ; (7-3) + 6
                 = 4 x 3 ; 4 + 6
                 = 9   Jadi nilai asli 4 menjadi 9 nilai konversi.

Kalau diperlihatkan pada tabel sebagai berikut :

Nilai Asli
Nilai Konversi
Konversi
3.00
6.00
0.75
3.25
6.19
0.75
3.50
6.38
0.75
3.75
6.56
0.75
4.00
6.75
0.75
4.25
6.94
0.75
4.50
7.13
0.75
4.75
7.31
0.75
5.00
7.50
0.75
5.25
7.69
0.75
5.50
7.88
0.75
5.75
8.06
0.75
6.00
8.25
0.75
6.25
8.44
0.75
6.50
8.63
0.75
6.75
8.81
0.75
7.00
9.00
0.75


Untuk menggunkan rumus exel klik disini

Demikian semoga bermanfaat.

Minggu, 27 Mei 2012

Pendidikan Tugas kita bersama


Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya berhasil dalam pendidikan ; moral, agama, sosial, ketrampilan, dll. Jika pendidikan terjamin dan terjaga tentulah hasilnya bukan semata-mata kebahagiaan orangtua, namun negara juga ikut menikmatinya. Bagaimana wajah negara 20 – 30 tahun mendatang, anak-anak kita saat ini jawabannya. Untuk itu marilah kita sepakat bersama-sama dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak-anak kita. Ada tiga komponen yang menentukan keberhasilan pendidikan.

1. Peran Orangtua
Ki Hajar Dewantoro mengatakan ; “ Kenalilah anak didikmu sebagaimana petani mengenal tanaman dan lahannya”. Rupanya ungkapan ini bukan isapan jempol belaka. Memang selayaknya pendidik yang baik adalah pendidik yang mengenal perilaku dan watak anak didiknya. Dengan mengenal perilaku/watak anak, maka pendidik mudah untuk mempengaruhi mereka agar menjadi genarasi yang lebih baik. Latar belakang sangat mempengaruhi anak dalam berpikir dan bertindak. Dalam hal ini orangtua yang paling mengenali perilaku anak didik itu, karena orangtua adalah pendidik yang mengenal dekat pribadi anak-anaknya. Untuk itu pengenalan moral, agama, dan sosial, hendaknya harus dimulai dari lingkungan keluarga. Berangkat dari hal ersebut maka peranan orangtua menjadi utama dalam keberhasilan pendidikan.

2. Peran Pemerintah
Pendidikan moral, agama, atau sosial, sangatlah penting bagi anak. Namun juga tidak kalah pentingnya adalah pendidikan ketrampilan dan pengetahuan lainnya. Tentunya hal ini tidak dapat semuanya dibebankan kepada orangtua, pemerintah harus membantu/memfasilitasi tanggungjawab ini. Kepekaan pemerintah terhadap kebutuhan anak terhadap pendidikan adalah sangat dominan. Karena pendidikan salah satu pilar tegaknya suatu negara. Di Indonesia saat ini keberadaan sekolah yang dapat dinikmati oleh semua kalangan belum terpenuhi. Kebanyakan orang kaya yang dapat menikmati pendidikan sampai perguruan tinggi. Pendidikan gratis yang dicanangkan pemerintah, hanyalah mengurangi sedikit beban orang tua, bukan gratis dari semua biaya pendidikan. Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah ke depan.

3. Peran Masyarakat
Kepedulian terhadap pendidikan juga ditentukan oleh keberadaan masyarakat. Pergaulan anak yang sering menyimpang dari norma-norma moral, agama, sosial, kebanyakan dimulai lingkungan/masyarakat yang notabene acuh terhadap perilaku anak. Ponpes, Musholla tempat mengaji, tempat-tempat kursus, les pelajaran, adalah contoh-contoh bentuk kepedulian masyarakat terhadap pendidikan. Akan tetapi keberadannya untuk saat ini masih belum maksimal, tentunya masih banyak kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan anak untuk lebih kreatif dan inovatif dalam berpikir dan berperilaku.

Dari ketiga komponen hendaknya jangan berdiri sendiri-sendiri, saling bahu membahu dalam memajukan pendidikan untuk membawa anak-anak kita menuju masa depan yang lebih baik. (Samsulhadi)

Tips mendidik anak


Semua orang tua, tentunya menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang berguna, berbakti kepada kedua orang tua, agama dan negara.
Merupakan suatu kewajiban bagi orang tua untuk mendidik anak, agar supaya, jika besar nanti, anak tersebut sesuai dengan apa yang di harapkan. Patuh kepada ajaran-ajaran agama dan tidak melanggar hukum atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Untuk itu, kiranya Anda harus mempunyai cara-cara tersendiri untuk mendidik anak, tips cara mendidik anak yang baik dan positif.
1. Ajarilah anak untuk mencintai dan menyayangi dirinya sendiri.
Caranya : Perhatikan diri Anda sendiri terlebih dahulu. Selalu sediakan waktu bagi diri Anda pribadi di tengah kesibukan harian Anda. Sediakan waktu bagi Anda untuk berolahraga, merawat diri, dan meluangkan waktu bagi pengembangan pribadi Anda. Sadarkah Anda bahwa orangtua yang tidak menghargai dirinya sendiri akan membesarkan anak dengan sifat serupa!
Pesan Sponsor
2. Luangkan waktu yang berkualitas setiap hari.
Tunjukkan betapa Anda sungguh bergembira atas kehadirannya. Jadilah ‘Ahli Gembira’ bagi putra-putri Anda. Ubahlah waktu mengerjakan tugas harian menjadi momen yang berharga dan istimewa. Bernyanyi, memeluk, berbagi tawa dan cerita dapat membuat saat-saat biasa menjadi tak terlupakan.
3. Jadilah pendengar yang baik.
Hal ini bukanlah hal yang mudah bagi orangtua. Betapa sering orangtua menyela dan sibuk dengan nasehat-nasehat bahkan pada saat anak belum selesai berbicara? Simpanlah kekuatiran-kekuatiran Anda pada saat mendengarkan. Cobalah untuk mendengarkan anak Anda sepenuhnya tanpa menghakimi. Anda perlu menahan diri untuk tidak memikirkan atau memberikan pendapat Anda sendiri. Dengarkan mereka dengan hati yang terbuka dan penyayang. Lupakanlah diri Anda dan tempatkanlah diri Anda pada sudut pandang anak Anda. Ajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai ganti dari memberikan pendapat. Cara orangtua mendengarkan tanpa menghakimi akan membuat anak merasa diterima dan dimengerti.
4. Seringlah tertawa, sebab kegembiraan itu menular!
Anggaplah pada saat ini diri Anda terpilih untuk melakukan tantangan ’30 hari tersenyum bersama keluarga’ ! Anda akan menyaksikan keajaiban dari kegembiraan dan kasih sayang yang Anda bawa kepada orang-orang di sekitar Anda. Buatlah momen sehari-hari menjadi luar biasa berkat kegembiraan dan semangat yang Anda bawa ke dalamnya.
5. Berilah pengakuan dan penghargaan.
Latihlah mulai dari diri Anda sendiri untuk memberikan penghargaan terhadap setiap keberhasilan, bahkan yang paling kecil sekalipun, yang telah Anda lakukan hari ini. Ajarlah diri Anda untuk memberikan penghargaan yang tulus atas tugas-tugas sederhana yang Anda berhasil Anda selesaikan. Penghargaan ini akan memberi semangat baru dalam hidup Anda untuk menjalankan tugas yang lebih besar.
Luangkanlah waktu 5 menit bagi diri Anda setiap harinya untuk memikirkan dan menuliskan kesuksesan-kesuksesan yang telah Anda raih hari ini. Rasakanlah bagaimana hidup Anda berubah, nikmatilah semangat baru yang mengisi setiap kegiatan Anda. Bagikanlah penghargaan ini juga kepada anak-anak Anda. Berikanlah pujian, pengakuan dan penghargaan yang tulus kepada mereka. Ingat, penghargaan yang baik menekankan pada tindakan, bukan pada prestasi yang dicapai.
6. Disiplinkan anak dengan hormat.
Ajarkanlah anak turut bertanggung jawab atas tugas-tugas rutin dalam rumah tangga. Anak yang secara aktif turut dilibatkan dalam tugas rutin dalam rumah tangga pada masa dewasanya akan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar.
Perbaiki kesalahan mereka dengan kelembutan namun Anda harus terus-menerus konsisten. Berikan konsekuensi yang wajar dari pelanggaran dengan tujuan untuk mengajarkan tanggung jawab. Janganlah memarahi apalagi mempermalukan anak di depan orang lain atas kesalahan yang mereka perbuat.
Ajaklah mereka ke tempat sepi untuk berbicara hanya empat mata dengan Anda. Berikan pengertian sejelas-jelasnya mengapa tindakannya salah. Mintalah anak meminta maaf bila ia berbuat salah. Anda pun perlu meminta maaf kepada anak di saat-saat Anda bersalah atau melalaikan janji Anda kepada mereka. Disiplinkanlah anak tanpa menunjukkan kuasa dan kemarahan Anda, maka anak akan belajar tumbuh dengan pengendalian diri yang tinggi. Sampaikan pesan kepada mereka bahwa meskipun perilaku mereka masih perlu ditingkatkan, namun Anda sebagai orangtua tetap menyayangi dan menyukai mereka.
7. Berilah ruang bagi putra-putri Anda untuk melakukan kesalahan.
Ingatlah, bahwa setiap orang, apalagi seorang anak, berhak untuk melakukan kesalahan. Kesalahan merupakan bagian dari proses pembelajaran. Temukanlah kebaikan dalam kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, maka anak Anda akan belajar untuk berani berjuang menghadapi tantangan dan resiko.
8. Tanamkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan semangat saling membantu.
Tunjukkanlah dalam keseharian Anda bagaimana Anda selalu konsisten dengan nilai-nilai ini. Libatkan juga putra-putri Anda dalam kegiatan sosial yang secara rutin Anda lakukan. Putra-putri Anda pun akan tumbuh dengan karakter positif yang kuat dalam diri mereka.
9. Fokuskanlah perhatian Anda pada hal-hal yang berjalan benar.
Milikilah keyakinan yang meneguhkan keluarga Anda di saat-saat sulit. Anak-anak Anda akan belajar menjadi pribadi yang optimis dan bersyukur setiap hari. Latihlah sikap positif dengan menemukan hal-hal positif dalam setiap hari Anda dan bersyukurlah atasnya selalu.
Cintailah anak Anda dengan tulus tanpa syarat, dan ungkapkanlah besarnya kasih sayang Anda tersebut kepada mereka. Anak yang berada dalam kasih sayang yang tulus akan tumbuh dengan lebih bergembira, percaya diri, menyenangkan, serta dapat diandalkan.

Kunci Pendidikan yang Baik

Sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang-tua yang penuh perhatian. Jika orang-tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung. Apa yang dapat dilakukan oleh orang-tua bagi anaknya setelah mereka memasuki pendidikan di sekolah? Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang-tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah.
  • Dukungan Orang-Tua

    Orang-tua sebaiknya memberi perhatian kepada anak-anak mereka dan menanamkan kepada mereka nilai dan tujuan pendidikan. Mereka juga berupaya mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah. Caranya adalah dengan berkunjung ke sekolah untuk melihat situasi dan lingkungan pendidikan di sekolah. Menaruh minat terhadap aktivitas sekolah akan secara langsung mempengaruhi pendidikan anak Anda.
  • Kerja Sama dengan Guru

    Biasanya apabila timbul masalah-masalah gawat, barulah beberapa orang-tua menghubungi guru anak-anak mereka. Sebaiknya, orang-tua perlu mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Berkomunikasilah dengan guru untuk perkembangan anak Anda. Guru juga perlu diberitahu bahwa Anda memandang penting pendidikan anak Anda di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini akan membuat guru lebih memperhatikan anak Anda. Hadirilah pertemuan orang-tua murid dan guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, Anda memiliki kesempatan untuk mengetahui prestasi akademis anak Anda serta perkembangan anak Anda di sekolah.

    Jika seorang guru mengatakan hal yang buruk mengenai anak Anda, dengarkan guru tersebut dengan penuh respek, dan selidiki apa yang ia katakan. Anda juga dapat menanyai guru-guru di sekolah mengenai prestasi, sikap, dan kehadiran anak di sekolah. Jika seorang anak sering bermuka dua, maka penjelasan dari guru bisa jadi mengungkap hal-hal yang disembunyikan anak Anda saat bersikap manis di rumah.
  • Sediakan waktu untuk anak

    Selalu sediakan waktu yang cukup banyak bagi anak Anda. Jika anak pulang sekolah, umumnya mereka cukup stres dengan beban pekerjaan rumah, ulangan, maupun problem lainnya. Sungguh ideal jika orang-tua misalnya seorang ibu berada di rumah pada saat anak-anak di rumah. Seorang anak akan senang bercerita ketika pulang sekolah seraya mengeluarkan semua keluhan dan bebannya kepada orang-tua. Bisa jadi mereka mulai menceritakan teman-temannya yang nakal yang mulai menawari rokok dan narkoba. Anda bisa segera tanggap dengan hal tersebut jika Anda menyediakan waktu bagi anak-anak Anda.
  • Awasi kegiatan belajar di rumah

    Tunjukkan Anda berminat pada pendidikan anak Anda. Pastikan anak-anak Anda sudah mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka. Wajibkan diri Anda untuk mempelajari sesuatu bersama anak-anak Anda. Membacalah bersama-sama mereka. Jangan lupa jadwalkan waktu setiap hari untuk memeriksa pekerjaan rumah anak Anda. Kendalikan waktu menonton TV, Internet dan bermain game dari anak-anak Anda.
  • Ajari tanggung jawab

    Sekolah umumnya akan memberi banyak tugas untuk dipersiapkan anak di rumah dan di sekolah. Apakah mereka mengerjakan tugas-tugas itu dengan benar dan baik? Seorang anak dapat bertanggung jawab mengerjakan tugas mereka di sekolah jika Anda telah mengajar mereka untuk mengerjakan tanggung jawab di rumah. Cobalah mulai memberikan anak Anda pekerjaan rumah tangga rutin setiap hari seperti membersihkan tempat tidur sendiri menurut jadwal yang spesifik. Pelatihan di rumah seperti itu akan membutuhkan banyak upaya di pihak Anda karena perlu diawasi. Tetapi hal itu akan mengajar anak Anda rasa tanggung jawab yang mereka butuhkan agar berhasil di sekolah dan di kemudian hari dalam kehidupan.
  • Disiplin

    Jalankan disiplin dengan tegas namun dengan penuh kasih sayang. Jika Anda selalu menuruti keinginan anak, maka mereka akan menjadi manja dan tidak bertanggung jawab. Problem lain bisa muncul jika Anda terlalu memanjakan anak Anda seperti seks remaja, narkoba, prestasi yang buruk, dan masalah lainnya.
  • Kesehatan

    Jaga kesehatan anak Anda agar prestasi belajarnya tidak terganggu. Buat jadwal tidur yang cukup untuk anak Anda. Anak-anak yang kelelahan tidak dapat belajar dengan baik. Lalu hindari makanan seperti junk food, karena selain menyebabkan problem obesitas, juga mendatangkan pengaruh yang buruk terhadap kesanggupannya untuk berkonsentrasi.
  • Jadi teman terbaik

    Jadilah teman terbaik bagi anak Anda. Luangkan waktu untuk berbagi berbagai hal dengan mereka. Seorang anak membutuhkan semua teman yang matang yang bisa ia dapatkan.
Sebagai orang-tua, Anda dapat menghindari banyak problem dan kekhawatiran atas pendidikan anak Anda dengan mengingat bahwa kerja sama yang sukses dibangun di atas komunikasi yang baik. Kerja sama yang baik dengan para pendidik di sekolah juga dapat membantu melindungi anak Anda.
http://kumpulan.info/keluarga/anak/40-anak/192-pendidikan-yang-baik-untuk-anak.html

Membangun Karakter Sejak Pendidikan Anak Usia Dini


Kawan, jika saya ditanya kapan sih waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan saya bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.
Membangun Karakter Sejak Pendidikan Anak Usia DiniPada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.
Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju kan?

Banyak yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu!
Saya sendiri kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.

Salam
Timothy Wibowo